HVSMEDIA.ID - Atlet renang asal Balikpapan, Kalimantan Timur, Firdaus, menjadi pusat perhatian di Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) 2024 di Solo, Jawa Tengah.
Dengan mewakili Kaltim, Firdaus berhasil meraih medali emas di nomor 200 meter gaya bebas dan juga medali perunggu di nomor 400 meter gaya bebas dalam cabang olahraga renang.
Pada Peparnas sebelumnya di Papua, Firdaus berhasil meraih medali perak dan perunggu.
Namun, perjalanan menuju keberhasilan Firdaus di Peparnas tidaklah mudah.
Peristiwa kecelakaan yang dialaminya pada tahun 2010 menjadi momen krusial dalam hidupnya, mengubahnya secara fisik dan emosional.
Ketika ia berada di kelas 3 SMA, kecelakaan motor tersebut terjadi, memaksa Firdaus untuk mengikuti ujian nasional di rumah sakit.
"Saat itu, saya benar-benar merasa terpuruk dan kesulitan untuk menerima kondisi saya," ungkap Firdaus.
Setelah kecelakaan, Firdaus menghabiskan banyak waktu di rumah selama bertahun-tahun, menghindari aktivitas di luar dan keramaian.
Perubahan dalam hidupnya terjadi ketika seorang teman, Guntur, yang merupakan atlet ASEAN Para Games Malaysia 2017, mengundangnya untuk berlatih.
"Guntur itu kebetulan satu kampung dengan saya. Dia mengajak saya untuk mencoba menjadi atlet. Awalnya, saya ragu karena belum pernah terjun sebagai atlet. Tapi, dorongan dan dukungan dari Guntur serta teman-teman membuat saya mulai berlatih terus," cerita Firdaus.
Memilih untuk menjadi atlet disabilitas merupakan langkah yang tidak mudah bagi Firdaus.
Firdaus memerlukan waktu dua hingga tiga tahun untuk beradaptasi dengan kondisi fisiknya yang baru, terutama ketika memulai latihan renang.
“Awal-awal dulu latihan dengan biaya sendiri. Belum ada dukungan dari pemerintah, jadi semua usaha dan biaya saya keluarkan sendiri,” kenangnya.
Ketekunan yang ditunjukkan Firdaus selama berlatih akhirnya menghasilkan pencapaian yang luar biasa.
Sebelum mengalami kecelakaan, ia memang telah belajar berenang, berkat lingkungan di kampungnya yang berdekatan dengan sungai.
Namun, untuk menjadi atlet profesional, dibutuhkan lebih dari sekadar kemampuan berenang.
Setiap hari, Firdaus berlatih dengan keras, beradaptasi dengan latihan intensif dan mengarahkan fokusnya pada pencapaian prestasi.
Untuk Firdaus, olahraga bukan sekadar prestasi, tetapi juga merupakan pernyataan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang untuk mengejar mimpi.
"Saya ingin membuktikan bahwa disabilitas tidak mengurangi kemampuan saya. Saya tidak butuh belas kasihan dari siapa pun", ungkap Firdaus.
"Saya ingin berprestasi dan menunjukkan bahwa kita semua memiliki kesempatan yang sama," tegasnya.
Ia juga ingin menjadi teladan yang menginspirasi bagi teman-teman yang memiliki keterbatasan fisik.
"Untuk teman-teman yang memiliki keterbatasan fisik seperti saya, tetaplah semangat dan banyak latihan", ucap Firdaus.
"Disabilitas bukan penghalang untuk meraih prestasi", lanjutnya.
Ajang Peparnas 2024 di Solo menjadi kesempatan bagi Firdaus untuk membuktikan kemampuannya.
Di usia yang ke-34, ia berhasil meraih prestasi yang tidak hanya membanggakan dirinya, tetapi juga mengharumkan nama Kaltim.
“Saya ingin menjadi bukti bahwa kita semua bisa berprestasi meskipun memiliki keterbatasan fisik,” ujarnya. (adv)