Selasa, 16 September 2025

Atlet Indonesia

Dari Rexy hingga Kurniawan, Inilah Mantan Atlet Indonesia Jadi Pelatih di Luar Negeri

Eks Atlet Indonesia Pegang Kendali Tim Asing

Selasa, 1 Juli 2025 16:44

ATLET INDONESIA - Rexy dan Kurniawan, mantan atlet Indonesia jadi pelatih di luar negeri dan dipercaya tangani tim asing/ Foto: IG (@Kurniawanqana) dan dok. NST.COM.MY

HVSMEDIA.ID - Mantan atlet Indonesia jadi pelatih di luar negeri menunjukkan bahwa kemampuan dan reputasi olahraga Tanah Air telah diakui secara global.

Dari lapangan pertandingan ke ruang pelatihan, para mantan atlet ini kini dipercaya membina atlet di berbagai negara.

Kepercayaan tersebut lahir dari pengalaman panjang dan dedikasi mereka semasa aktif bertanding.

Kehadiran para pelatih Indonesia bekerja di luar negeri turut memperkuat citra atlet Indonesia sebagai sosok yang berpengaruh di panggung olahraga internasional. 

Berikut daftar mantan atlet Indonesia yang menjadi pelatih di luar negeri dan menunjukkan kualitas atlet Indonesia di level internasional:

1. Rexy Mainaky

Rexy Mainaky adalah salah satu mantan atlet Indonesia jadi pelatih di luar negeri.

Setelah pensiun sebagai atlet Indonesia pada 2001, Rexy Mainaky memulai karier pelatihan di Inggris, membawa ganda campuran Inggris meraih medali perak Olimpiade Athena 2004.  

Rexy Mainaky kemudian bergabung dengan Badminton Association of Malaysia (BAM) sejak 2005 hingga 2012, dan kembali ditunjuk sebagai Director of Doubles Coaching di Akademi Badminton Malaysia (ABM) pada 1 Desember 2021. 

Di Malaysia, Rexy Mainaky membimbing pasangan Koo Kien Keat–Tan Boon Heong meraih emas Asian Games 2006 dan memuncaki ranking dunia. 

Kiprahnya tak berhenti di sana Rexy Mainaky juga pernah menjadi pelatih tim nasional Filipina dan mengembangkan tim Putri Thailand hingga lolos final Piala Uber 2018. 

Kini, sebagai salah satu pelatih Indonesia bekerja di luar negeri, Rexy membuktikan bahwa kualitas atlet Indonesia tidak hanya unggul di lapangan, tetapi juga berdaya saing tinggi dalam dunia kepelatihan internasional.

2. Tony Gunawan 

Tony Gunawan termasuk mantan atlet Indonesia jadi pelatih di luar negeri yang membangun karier pelatihan luar biasa di Amerika Serikat. 

Setelah pensiun dari kejuaraan internasional pada awal 2000-an, ia mendirikan Global Badminton Academy di California pada 2010, bertujuan meningkatkan standar latihan bulu tangkis lokal. 

Sebagai pelatih Indonesia bekerja di luar negeri, Tony memanfaatkan pengalaman juara Olimpiade Sydney 2000 dan dua kali gelar juara dunia (2001 & 2005) untuk membimbing atlet muda AS menuju prestasi tinggi. 

Salah satu pencapaian paling bersejarah adalah saat ia dan partnernya Howard Bach membawa Amerika Serikat meraih gelar juara dunia ganda putra 2005 kemenangan pertama AS di turnamen tersebut. 

Kiprah Tony mempertegas bahwa atlet Indonesia tidak hanya unggul saat bermain, tetapi juga mampu memberi pengaruh besar dalam pengembangan olahraga global melalui kepelatihan. 

3. Andi Santoso

Agus Dwi Santoso merupakan mantan atlet Indonesia jadi pelatih di luar negeri yang membuktikan keunggulannya di berbagai program pelatihan Asia.

Setelah sukses sebagai pelatih di Pelatnas PBSI dan klub PB Djarum, ia dipercaya untuk menjadi pelatih untuk menangani sektor tunggal putra di Vietnam, Korea Selatan, dan Thailand.

Di Korea Selatan (2016–2018), Agus berhasil membantu Son Wan‑ho meraih peringkat No. 1 dunia, sementara di Thailand (2018–2020) ia berperan penting mendorong Kantaphon Wangcharoen menjadi salah satu tunggal putra papan atas.

Kiprah ini semakin lengkap ketika ia sempat mulai melatih di India untuk program persiapan Olimpiade Tokyo.

4. Kurniawan Dwi Yulianto 

Kurniawan Dwi Yulianto adalah salah satu mantan atlet Indonesia jadi pelatih di luar negeri yang berhasil memperluas pengaruhnya di arena sepak bola Asia. 

Setelah mengakhiri karier gemilang sebagai penyerang termasuk menembus klub Eropa seperti Sampdoria dan FC Luzern pada 1994 ia memulai babak baru sebagai pelatih. 

Pada Desember 2019, Kurniawan resmi ditunjuk menjadi pelatih kepala Sabah FC di Liga Super Malaysia dan melanjutkan kontraknya hingga awal 2021, menjadikannya contoh pelatih Indonesia bekerja di luar negeri yang dipercaya klub asing.

Di bawah arahan Kurniawan, Sabah berhasil bertahan dari degradasi musim 2020 setelah mengumpulkan sembilan poin dari 11 pertandingan.

Bahkan, pada 2022 ia kembali berkarier di Eropa sebagai asisten pelatih di klub Italia Serie B, Como 1907, mencerminkan bagaimana atlet Indonesia tak hanya dikenal saat bermain, tetapi juga diakui saat menjadi bagian dari tim pelatih klub luar negeri.

5. Nova Widianto 

Nova Widianto melanjutkan kiprahnya di dunia bulu tangkis sebagai pelatih ganda campuran setelah menutup kariernya sebagai pemain juara dunia dan peraih medali perak Olimpiade 2008. 

Dia resmi bergabung dengan Badminton Association of Malaysia (BAM) sejak 1 Januari 2023, setelah ditawari jabatan sebagai pelatih kepala sektor ganda campuran bersama kontrak dua tahun hingga 2024 karena rekam jejak dan keahliannya dianggap sangat bernilai oleh BAM. 

Keputusannya pindah ke Malaysia bukan karena konflik dengan PBSI ia mundur baik-baik pada Desember 2022 melainkan karena kesempatan dan tantangan baru serta rasa percaya dari pelatih senior seperti Rexy Mainaky. 

Kini, Nova memegang peranan penting dalam mempersiapkan atlet ganda campuran Malaysia untuk menembus kualifikasi Olimpiade Paris 2024, membuktikan bahwa kontribusi atlet Indonesia tetap terasa dari sisi kepelatihan di tingkat internasional. (fun)

Tag berita:
Berita terkait