HVSMEDIA.ID - Di balik gemerlapnya kompetisi Liga 1 Indonesia, terdapat sosok-sosok konglomerat atau pengusaha yang memainkan peran penting dalam membangun dan mengelola klub sepak bola secara profesional.
Sepak bola Indonesia tak hanya menarik dari segi pertandingan, tetapi juga dari kisah kepemilikan klub yang sarat strategi dan visi jangka panjang.
Sejumlah pengusaha kaya telah lama mempertahankan kepemilikan klub mereka tanpa pergantian, menunjukkan komitmen yang konsisten dalam menjaga eksistensi dan kemajuan tim sepak bola.
Berikut ini lima sosok penting yang konsisten memimpin klub masing-masing di Liga 1 Indonesia.
1. Nabil Husein (Borneo FC Samarinda)
Nabil Husein Said Amin Al Rasyidi merupakan sosok pengusaha muda yang dikenal sebagai pendiri dan presiden klub sepak bola Borneo FC.
Sebagai putra dari Said Amin, seorang pengusaha sukses di bidang pertambangan batu bara dan tokoh ormas Pemuda Pancasila Kaltim, Nabil tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan dunia bisnis dan kepemimpinan.
Pada tahun 2014, di usia 20 tahun, Nabil mengakuisisi lisensi klub Divisi Utama, Perseba Super Bangkalan, dan mendirikan Pusamania Borneo FC, yang kini dikenal sebagai Borneo FC.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap krisis yang dialami Persisam Putra Samarinda, dengan dukungan dari kelompok suporter Pusamania.
Di bawah kepemimpinannya, Borneo FC mengalami perkembangan pesat dan menjadi salah satu klub papan atas di Liga 1 Indonesia.
Prestasi klub termasuk menjuarai Piala Gubernur Kaltim 2016 dan dua kali menjadi runner-up Piala Presiden.
Selain itu, Nabil Husein juga memiliki akademi sepak bola yang berbasis di Samarinda yang menjadi bagian integral dan strategi pengembangan klub.
2. Nirwan Bakrie (Persija Jakarta)
Nirwan Bakrie, putra ketiga dari keluarga pengusaha ternama Indonesia, Achmad Bakrie, merupakan pemilik Persija Jakarta melalui PT Persija Jaya Jakarta.
Sebagai bagian dari keluarga Bakrie yang memiliki berbagai investasi di sektor energi, media, dan infrastruktur, Nirwan memiliki kontrol penuh atas sejumlah perusahaan besar, termasuk PT Bakrie & Brothers, PT Visi Media Asia, dan PT Bumi Resources.
Kepemilikan Nirwan atas Persija Jakarta telah membawa perubahan signifikan dalam manajemen dan fasilitas klub.
Salah satu perubahan besar yang dilakukan adalah pembangunan fasilitas latihan modern di Sawangan, Depok, Jawa Barat, untuk mendukung performa tim.
Selain itu, perbaikan sistem manajemen klub juga dilakukan untuk memastikan bahwa Persija dapat bersaing di level tertinggi sepak bola nasional dan regional.
Persija Jakarta berhasil meraih gelar juara Liga 1 pada tahun 2018, mengakhiri penantian selama 17 tahun untuk meraih trofi liga.
3. Tommy Hermawan Lo (Dewa United)
Tommy Hermawan Lo adalah pengusaha muda Indonesia yang dikenal sebagai pemilik Dewa United, klub sepak bola profesional yang berbasis di Tangerang Selatan, Banten.
Sebagai anak dari konglomerat Jerry Hermawan Lo, pemilik JHL Group, Tommy mewarisi semangat wirausaha dan telah membawa perubahan signifikan dalam dunia olahraga Indonesia.
Pada tahun 2021, Tommy mengakuisisi Martapura FC dan merelokasi klub tersebut ke Tangerang Selatan, mengubah namanya menjadi Dewa United.
Dengan kepemilikan mayoritas 99% saham PT Dewa Utd Indonesia, Tommy memiliki kendali penuh atas arah dan masa depan klub.
Di bawah kepemimpinannya, Dewa United mengalami transformasi signifikan, baik dari segi manajemen maupun infrastruktur, dan berhasil promosi ke Liga 1 hanya dalam semusim.
Selain sepak bola, Tommy juga mengembangkan Dewa United ke cabang olahraga lain, termasuk basket dan e-sports.
Klub basket Dewa United tampil di Indonesian Basketball League (IBL), sementara Dewa United Esports aktif di berbagai turnamen game kompetitif.
4. Pieter Tanuri (Bali United)
Pieter Tanuri adalah sosok penting dalam dunia sepak bola Indonesia, terutama melalui perannya sebagai pemilik dan Ketua Umum Bali United.
Pada 15 Februari 2015, ia mengakuisisi klub Putra Samarinda dan merelokasinya ke Gianyar, Bali, dengan nama baru: Bali United Football Club.
Langkah ini tidak hanya menyelamatkan klub dari krisis finansial, tetapi juga memperkenalkan identitas baru yang kental dengan budaya Bali.
Di bawah kepemimpinannya, Bali United mengalami transformasi signifikan.
Klub ini menjadi yang pertama di Indonesia yang melantai di bursa saham melalui PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (kode emiten: BOLA).
Langkah ini mencerminkan pendekatan profesional dalam pengelolaan klub sepak bola.
Selain itu, Pieter juga aktif dalam organisasi sepak bola nasional. Ia terpilih sebagai anggota Komite Keuangan PSSI untuk periode 2023–2027.
5. Glenn Sugita (Persib Bandung)
Glenn Timothy Sugita adalah sosok penting di balik kesuksesan Persib Bandung dalam beberapa tahun terakhir.
Glenn Sugita menjadi pemilik dan Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), entitas yang mengelola Persib Bandung, melalui konsorsium yang ia pimpin sejak 2009.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebijakan PSSI yang mewajibkan klub-klub profesional untuk tidak lagi bergantung pada dana APBD, melainkan dikelola oleh badan hukum swasta.
Sebelum terjun ke dunia sepak bola, Glenn dikenal sebagai pengusaha sukses.
Ia merupakan salah satu pendiri Northstar Group, perusahaan ekuitas swasta berbasis di Singapura yang didirikannya bersama Patrick Walujo pada 2003.
Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Senior di PricewaterhouseCoopers (PwC) Securities Indonesia dan Direktur Asosiasi di PT Bahana Securities.
Karena kepemimpinannya itu, Persib Bandung berhasil lepas dari ketergantungan pada dana APBD dan bertransformasi menjadi klub profesional yang mandiri.
Glenn Sugita juga berhasil menarik sponsor besar dan mendatangkan pemain sepak bola kelas dunia ke Persib Bandung. (fun)