HVSMEDIA.ID - Legislator DPRD Samarinda Adnan Faridhan turut memberikan komentar soal adanya kejadian longsor yang terjadi di proyek pembangunan terowongan penghubung Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap atau dikenal juga sebagai Terowongan Selili.
Tak lama usai insiden longsor itu muncul dan jadi bahan perbincangan di media sosial, ia mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) untuk segera melakukan evaluasi total terhadap aspek kelayakan dan keselamatan proyek bernilai Rp395,9 miliar tersebut.
Menurut Adnan, keselamatan publik harus menjadi prioritas utama dalam proyek infrastruktur, terlepas dari besar atau kecilnya anggaran yang digunakan.
“Ini bukan sekadar proyek mahal. Ini menyangkut keselamatan dan nyawa orang banyak,” tegasnya baru-baru ini.
Ia juga mengingatkan agar Pemkot tidak terburu-buru menyatakan proyek tersebut aman tanpa melalui kajian teknis yang matang dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Adnan mengusulkan agar kajian ulang proyek melibatkan institusi pendidikan tinggi, seperti ITB, UGM, dan UI.
Selain itu, ia membuka kemungkinan untuk menjalin kolaborasi dengan lembaga luar negeri, seperti dari Jepang dan Korea Selatan, yang dikenal berpengalaman dalam pembangunan infrastruktur bawah tanah.
“Pendekatan dari luar negeri bisa memberi perspektif independen dan hasil analisa yang lebih terpercaya,” jelasnya.
Adnan berharap, melalui evaluasi yang serius dan partisipatif, potensi risiko di proyek terowongan tersebut bisa diminimalisasi demi keselamatan masyarakat Samarinda.
Sementara itu dari pihak eksekutif, Wali Kota Samarinda Andi Harun menegaskan bahwa proyek tersebut tetap aman. Dia sebut, longsor hanya terjadi di bagian luar penahan sementara.
“Terowongan itu secara struktur aman. Yang longsor hanya bagian luar penahan sementara. Itu belum dibangun permanen karena baru dilelang tahun ini. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Andi Harun.
Ia menjelaskan bahwa fokus pembangunan di tahap sebelumnya adalah menyelesaikan struktur utama terowongan.
Adapun penguatan inlet dan outlet baru dimasukkan dalam APBD 2025 dan kini dalam proses lelang.
“Pekerjaan utama, yaitu terowongannya, sudah rampung dan tidak ada retakan atau kerusakan. Penguatan inlet dan outlet baru masuk tahun ini. Bisa dicek langsung di LPSE,” tegasnya.
Proyek Terowongan Selili merupakan salah satu proyek besar Pemkot Samarinda, yang mulai dikerjakan sejak Januari 2023. (adv)