Selasa, 16 September 2025

Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia

FIFA Denda PSSI Rp400 Juta, Kursi Stadion GBK Dipangkas Jelang Laga Lawan China

Jumat, 16 Mei 2025 14:34

SUPORTER - Para suporter Indonesia saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 25 Maret 2025. Foto oleh Instagram/@maartenpaes

HVSMEDIA.ID -  Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menjatuhkan denda sebesar US$25.000 (sekitar Rp400 juta) kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan memerintahkan pengurangan kapasitas stadion setelah mendapati adanya perilaku diskriminatif dari sejumlah suporter Indonesia dalam laga kualifikasi Piala Dunia melawan Bahrain.

Pertandingan tersebut digelar pada 25 Maret 2025 lalu di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, dan berakhir dengan kemenangan 1-0 untuk Indonesia.

Laga itu disaksikan 69.599 penonton. Namun, FIFA menemukan bahwa sekitar 200-300 suporter tuan rumah meneriakkan slogan-slogan bernada kebencian dan rasis terhadap tim Bahrain pada menit ke-80. PSSI menerima pemberitahuan resmi terkait sanksi tersebut pada 11 Mei lalu.

Selain denda uang, Indonesia juga diwajibkan mengurangi kapasitas penonton sebesar 15% di laga kandang selanjutnya, yakni saat menghadapi China/ Tiongkok pada 5 Juni dalam lanjutan ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.

Artinya, sekitar 11.500 kursi dari total 77.193 di Stadion GBK tidak akan bisa digunakan, khususnya di tribun belakang gawang.

Pengurangan kapasitas ini menjadi pukulan bagi timnas Indonesia yang akan menghadapi laga penting. Saat ini, Tiongkok berada di posisi terakhir Grup C dengan 6 poin, hanya terpaut tiga angka dari Indonesia yang ada di peringkat kedua. Kemenangan pada 5 Juni akan menjaga peluang Tiongkok untuk lolos ke babak keempat kualifikasi.

Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, menjelaskan bahwa FIFA memberi opsi agar kursi-kursi kosong tersebut bisa diisi oleh komunitas anti-diskriminasi.

“Kita harus mengirimkan rencana kepada FIFA sepuluh hari sebelum pertandingan,” kata Arya kepada Bola.

“Kursi-kursi itu bisa ditempati oleh para suporter yang tergabung dalam komunitas anti-diskriminasi, dan mereka wajib membawa spanduk bertema anti-diskriminasi.”

Ini bukan pertama kalinya suporter Indonesia terlibat kontroversi dengan Bahrain. Pada pertemuan sebelumnya, 10 Oktober 2024, yang berakhir imbang 2-2, pendukung Indonesia membanjiri situs web dan media sosial Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) dengan pesan-pesan kasar, termasuk menyerang para pemain Bahrain dan wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf. BFA sempat meminta FIFA dan AFC agar laga tandang berikutnya digelar di tempat netral, namun permintaan itu ditolak.

Walau PSSI sudah memastikan keamanan tim tamu pada pertandingan 25 Maret lalu, perilaku sebagian suporter tetap membawa dampak negatif bagi citra tim nasional.

Sanksi seperti ini bukan yang pertama bagi Indonesia. Sebelumnya, usai tragedi Stadion Kanjuruhan tahun 2022 yang menewaskan 133 orang, FIFA juga memberlakukan pembatasan kapasitas stadion maksimal 50% untuk sementara waktu di seluruh Indonesia. (vana) 

Tag berita:
Berita terkait