Jumat, 23 Mei 2025

Sudut Sepak Bola

Gijón 1982: Jerman Barat-Austria Bersekongkol, dan Aljazair Jadi Korban

Selasa, 20 Mei 2025 22:59

KIBARKAN UANG - Seorang suporter Aljazair mengibarkan uang kertas sebagai bentuk protes atas dugaan pertandingan 'sandiwara' antara Jerman Barat dan Austria di Piala Dunia 1982 yang berlangsung di Gijón/Foto: Colorsport/Rex

HVSMEDIA.ID -  Salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah Piala Dunia FIFA terjadi di El Molinón, Gijón, Spanyol. 

Ketika itu, dua negara berbahasa Jerman, Jerman Barat dan Austria, diduga bermain "aman" demi lolos bersama ke babak berikutnya.

Pertandingan yang berakhir dengan skor 1-0 untuk Jerman Barat itu tidak hanya menyingkirkan Aljazair secara tragis, tetapi juga mengguncang kredibilitas sepak bola dunia.

Background Peristiwa 

Grup 2 dalam Piala Dunia 1982 terdiri dari Jerman Barat, Austria, Aljazair, dan Chile.

Tidak ada yang menyangka Aljazair akan membuat kejutan besar dengan mengalahkan Jerman Barat 2-1 dalam laga pembuka mereka. Selanjutnya, Aljazair kalah 0-2 dari Austria namun bangkit dan menang 3-2 atas Chile setelah sempat unggul tiga gol.

Dengan dua kemenangan dan satu kekalahan, Aljazair mengumpulkan 4 poin (sistem saat itu: 2 poin untuk kemenangan).

Namun, pertandingan terakhir antara Jerman Barat dan Austria digelar sehari setelah laga terakhir Aljazair, memberi keuntungan besar bagi dua negara Eropa tersebut.

Mereka (Jerman Barat dan Austria) tahu bahwa kemenangan Jerman Barat dengan selisih satu atau dua gol akan membuat keduanya lolos karena unggul selisih gol dibanding Aljazair.

Pertandingan yang Tak Layak Disebut Kompetitif

Begitu peluit awal ditiup, Jerman Barat langsung bermain menyerang dan berhasil mencetak gol cepat di menit ke-10 melalui Horst Hrubesch.

Namun, setelah unggul 1-0, pertandingan berubah drastis. Kedua tim terlihat bermain pasif, menjaga bola tanpa tekanan, dan tak lagi mencoba mencetak gol.

Penonton di stadion mulai menunjukkan kekecewaan.

Banyak yang mencemooh, melambaikan uang kertas sebagai simbol suap, dan sebagian bahkan meninggalkan stadion sebelum pertandingan usai. Komentator Jerman menghentikan siaran secara emosional, sementara komentator Austria menyarankan pemirsa untuk mematikan televisi mereka jika tak tahan menyaksikan apa yang terjadi.

Beberapa momen paling menyedihkan termasuk operan-operan panjang ke arah belakang, tidak adanya pressing dari lawan, dan ritme permainan yang sengaja dilambatkan. Praktis, babak kedua berjalan nyaris tanpa aksi berbahaya. Skor 1-0 tak berubah hingga akhir, dan kedua tim lolos, menyingkirkan Aljazair yang hanya bisa menonton dari kejauhan.

KOLASE LAGA SEPAKBOLA - Jerman Barat dan Austria, diduga bermain "aman" demi lolos bersama ke babak berikutnya di Piala Dunia 1982/ givemesport

 

Reaksi Dunia dan Protes Aljazair

Reaksi dunia sepak bola sangat keras. Media internasional, fans, dan pengamat olahraga menyebut laga tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap semangat kompetisi. Aljazair, yang menjadi korban utama, secara resmi mengajukan protes ke FIFA, namun ditolak karena tak ada aturan yang secara eksplisit dilanggar.

Meskipun demikian, FIFA sadar bahwa sistem ini membuka celah manipulasi. Akibatnya, aturan turnamen pun diubah. Sejak Piala Dunia 1986, dua pertandingan terakhir dalam fase grup wajib dimainkan secara bersamaan untuk menghindari pengaturan hasil oleh tim-tim yang bermain belakangan.

Julukan dan Warisan Abadi

Pertandingan ini dikenal dengan berbagai nama:

Dalam bahasa Jerman: Nichtangriffspakt von Gijón ("Pakta Non-Agresi Gijón") atau Schande von Gijón ("Aib Gijón")

Dalam bahasa Arab (Aljazair): فضيحة خيخون (faḍīḥat Khīkhūn, "Skandal Gijón")

Dalam bahasa Prancis: le Match de la honte ("Pertandingan Memalukan")

Secara satir: Anschluss, mengacu pada aneksasi Austria oleh Nazi Jerman tahun 1938

Warisan "Aib Gijón" bukan hanya sekadar pertandingan yang tak sportif, tetapi juga momen penting yang mendorong perubahan sistemik dalam sepak bola internasional. Pertandingan ini menjadi pelajaran mahal bagi FIFA dan dunia olahraga bahwa integritas dan fair play harus dijaga dengan sungguh-sungguh, dan bahwa kesuksesan tidak boleh dibangun di atas pengkhianatan terhadap nilai-nilai sportivitas. (vana) 

Source: Disgrace_of_Gijón

Tag berita:
Berita terkait