Jumat, 7 Februari 2025

Indeks Pembangunan Pemuda 2024: Dispora Kaltim Masuk Peringkat Lima Nasional dengan Dominasi di Pendidikan dan Kesejahteraan

Minggu, 17 November 2024 9:7

Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur berhasil raih peringkat lima nasional dalam Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) 2024/Foto: HO

HVSMEDIA.ID - Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) tahun 2024 menempatkan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur pada peringkat kelima nasional.

Upaya tim Dispora Kaltim dalam meningkatkan taraf pembinaan pemuda di Kaltim, khususnya Bidang Pembinaan Pemuda, sangat berperan dalam meraih penghargaan ini.

Rusmulyadi, Subkoordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga Kaltim mengutarakan rasa bangganya akan keberhasilan ini.

Kalimantan Timur, katanya, telah mencapai prestasi tinggi di sejumlah sektor utama IPP, seperti kesejahteraan dan pendidikan.

“Kaltim berhasil meraih peringkat kedua secara nasional di domain pendidikan, tepat di bawah Yogyakarta,” papar Rusmulyadi.

“Selain itu, untuk domain kesejahteraan, kita meraih nilai tertinggi se-Indonesia, yaitu 82,50,” ungkapnya lebih lanjut.

Ia mengklaim, prestasi ini menunjukkan dedikasi Dispora Kaltim dalam meningkatkan akses pendidikan generasi muda di Kaltim.

Secara keseluruhan, IPP Kalimantan Timur meningkat signifikan menjadi 59,17, naik dari posisi ketujuh pada tahun sebelumnya menjadi posisi kelima pada tahun ini.

Menurut Rusmulyadi, Kaltim berhasil menempati peringkat teratas domain kesejahteraan, naik dari posisi ketiga tahun sebelumnya.

Namun, domain IPP tidak semuanya mengalami peningkatan.

Di bidang kepemimpinan, metode survei Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi penyebab nilai IPP Kaltim justru stagnan.

Rusmulyadi menyuarakan kekhawatirannya terhadap pengumpulan data IPP yang dilakukan BPS, yang mencakup data kepemimpinan dari survei tiga bulan yang digunakan selama tiga tahun.

“Saya coba kroscek ke BPS, ternyata data untuk domain kepemimpinan itu diambil hanya dalam waktu tiga bulan dan berlaku untuk tiga tahun,” katanya.

“Ini yang membuat kami khawatir, karena meskipun kami telah melakukan berbagai program pelatihan kepemimpinan, hasilnya tidak bisa terlihat secara penuh dalam data IPP,” ungkap Rusmulyadi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, BPS tidak memanfaatkan data administratif yang saat ini ada di Dispora Kaltim, antara lain jumlah karang taruna yang terdaftar, jumlah anggota organisasi aktif, dan jumlah pemuda yang menjalani pelatihan kepemimpinan.

Rusmulyadi berharap, penilaian IPP ini mempertimbangkan data administratif agar bisa memberikan gambaran lebih akurat mengenai capaian Dispora Kaltim.

“Kami memiliki data lengkap tentang pelatihan kepemimpinan yang telah kami selenggarakan, termasuk jumlah peserta dan organisasi pemuda yang berpartisipasi,” kata Rusmulyadi.

“Namun, data ini tidak digunakan oleh BPS karena mereka hanya melakukan survei singkat yang tidak mencerminkan semua upaya yang kami lakukan,” imbuhnya.

Ia menyatakan bahwa pengumpulan skor IPP dipengaruhi oleh pendekatan survei BPS, khususnya pada sektor kepemimpinan yang stagnan.

Padahal, pendanaan untuk inisiatif kepemimpinan telah meningkat, dan banyak inisiatif telah dilaksanakan untuk memberdayakan generasi muda di Kalimantan Timur.

Melalui survei yang memanfaatkan data administratif terkini, Rusmulyadi berharap BPS ke depan bisa memanfaatkan data yang lebih baik.

“Jadi, meskipun kami terus melakukan berbagai program untuk meningkatkan kepemimpinan pemuda, hasilnya belum terlihat secara optimal di data BPS,” pungkas Rusmulyadi.

Terlihat dari peringkat kelima nasional dan sejumlah prestasi di berbagai bidang, Dispora Kalimantan Timur berdedikasi untuk memajukan inisiatif pembangunan pemuda. (adv)

Tag berita:
Berita terkait