HVSMEDIA.ID - Tayang perdana di Netflix pada Maret 2025, drama Korea When Life Gives You Tangerines langsung mencuri perhatian publik lewat kisah cinta yang menghangatkan hati, dibalut kekayaan budaya Pulau Jeju yang memesona.
Dibintangi duo bintang papan atas IU dan Park Bo-gum,drama Korea When Life Gives You Tangerines menelusuri lika-liku hubungan Ae-sun dan Gwan-sik yang bertahan menghadapi kerasnya hidup selama lebih dari setengah abad.
Meski cerita drama Korea ini telah usai, jejak emosional yang ditinggalkan When Life Gives You Tangerines masih terasa kuat dan terus hidup di hati para penontonnya.
Cerita cinta Ae-sun dan Gwan-sik yang tulus dan penuh keteguhan telah berhasil menggugah emosi, sekaligus memperkenalkan budaya dan kehidupan masyarakat Jeju secara mendalam.
Namun, siapa sangka, dilansir melalui Avnmedia.id, cerita dalam drama Korea When Life Gives You Tangerines ternyata memiliki kemiripan dengan kisah nyata seorang wanita asal Jeju bernama Hong Gyeong-ja.
Lalu, bagaimana kisah hidup Hong Gyeong-ja yang ternyata memiliki kesamaan dengan cerita dalam drama Korea When Life Gives You Tangerines?

Dilansir dari artikel Oh My News, kisah Ae-sun dalam drama When Life Gives You Tangerines memiliki kesamaan dengan kehidupan nyata Hong Gyeong-ja.
Seperti Ae-sun, Hong Gyeong-ja juga tumbuh besar di Pulau Jeju dan menjalani kehidupan sebagai haenyeo, penyelam tradisional wanita yang menjadi simbol kekuatan perempuan Jeju.
Hong Gyeong-ja, seorang penyelam wanita dari Jeju, telah menjadikan laut sebagai sahabat setianya selama lebih dari enam dekade.
Penyelam wanita atau haenyeo merupakan simbol kekuatan perempuan Jeju.
Sejak kecil, Hong Gyeong-ja telah terbiasa hidup berdampingan dengan ombak dan karang, dan kini, di usia 75 tahun, ia masih memegang tekad kuat untuk terus menyelam hingga genap berusia 80 tahun.
Lahir pada tahun 1950, Hong Gyeong-ja mengalami kehilangan besar saat ibunya meninggal ketika ia baru berusia lima tahun.
Hong Gyeong-ja kemudian dibesarkan oleh neneknya di desa tepi pantai.
Di usia muda pula, Hong Gyeong-ja sudah memikul tanggung jawab besar dengan merawat adik-adiknya dan membantu pekerjaan rumah tangga.
Setelah menamatkan pendidikan menengah, Hong Gyeong-ja memulai karier sebagai penyelam di wilayah lain seperti Gampo dan Busan.
Hong Gyeong-ja kemudian kembali ke kampung halamannya usai menikah di usia 23 tahun dengan teman masa kecilnya yang bernama Kim Seung-hwa.
Sang suami Kim Seung-hwa, yang juga seorang penyelam, menjadi pendamping sekaligus pendukung setia dalam hidup dan pekerjaannya.
Bersama mereka membesarkan tiga anak dalam keluarga yang harmonis dan penuh kehangatan dan saling membatu dalam segala hal.
Pada tahun 2002, kiprah Hong Gyeong-ja di komunitasnya diakui dengan pengangkatannya sebagai ketua asosiasi wanita nelayan dan juga ketua asosiasi wanita desa.
Di waktu yang sama, suaminya turut mendapat penghargaan dari YWCA Jeju sebagai “Suami Terindah”sebuah bentuk apresiasi dari publik atas perannya yang besar dalam mendukung dedikasi sang istri dalam perannya sebagai haenyeo dan pemimpin komunitas.
Namun, kebersamaan itu tak berlangsung selamanya.
Tujuh tahun lalu tepatnya tahun 2018, Kim Seung-hwa sang suami meninggal dunia.
Kehilangan ini menyisakan ruang kesepian yang mendalam dalam hidup Hong Gyeong-ja.
Meski demikian, Hong Gyeong-ja menemukan pelipur lara dengan kembali menyelam ke laut yang selama ini menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaannya.
Tidak hanya Kehidupan Hong Gyeong-ja sangat mirip dengan karakter Ae-sun, tidak hanya karena keduanya memiliki hubungan erat dengan laut.
Hong Gyeong-ja juga merupakan seorang penulis, sama seperti Ae-sun yang sangat senang menulis.
Hong Gyeong-ja pernah mendapatkan mendali dalam sebuah kontes Esai Nelayan Nasional untuk karya tulisnya yang berjudul The Sea is Honest (Laut itu Jujur). (naf/shi)