HVSMEDIA.ID - Industri hiburan Korea Selatan kini tengah bersinar terang di panggung global, memikat jutaan penggemar lintas negara lewat sajian musik, drama, dan film yang terus mencuri perhatian.
Mulai dari dentuman K-Pop yang kerap mendominasi chart internasional, hingga drama dan film Korea yang berhasil menyentuh emosi penonton dari berbagai latar belakang.
Salah satu tonggak kejayaan perfilman Korea adalah film Parasite, karya fenomenal yang sukses menorehkan sejarah dengan menyabet penghargaan Film Terbaik di ajang Oscar 2020, menjadikannya simbol kemenangan sinema Asia di mata dunia.
Kesuksesan film Parasite ini semakin berlanjut dengan kemunculan serial Netflix berjudul Squid Game pada tahun 2021, yang langsung menjadi fenomena global dan kini tengah bersiap menghadirkan musim ketiga.
Tapi, dilansir dari Avnmedia.id, apakah kamu tahu kalau beberapa aktor dalam film dan serial hits tersebut adalah bagian dari aktor Chungmuro? Seperti Song Kang-ho dan Lee Jung-jae, yang namanya sudah sangat dikenal di industri film Korea.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Chungmuro?
Chungmuro adalah istilah dalam industri perfilman Korea Selatan yang merujuk pada aktor dan aktris senior kelas A dengan kemampuan akting luar biasa dan kontribusi signifikan dalam dunia film.
Para aktor dan aktris yang dijuluki Chungmuro biasanya memiliki portofolio film yang kuat, sering tampil dalam film-film box office, dan telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Mereka dianggap sebagai pilar utama dalam perfilman Korea Selatan dan sering kali menjadi jaminan kualitas bagi sebuah film.
Nama Chungmuro diambil dari kawasan Chungmuro di Seoul, yang sejak tahun 1960-an dikenal sebagai pusat industri film Korea, mirip dengan “Hollywood”-nya Korea Selatan.
Chungmuro yang terletak di Distrik Jung, Seoul, dikenal sebagai pusat budaya dan industri film Korea.
Nama “Chungmuro” sendiri berasal dari nama kehormatan Laksamana Yi Sun-sin, yaitu Chungmugong yang berarti “Duke Kesetiaan”.
Jalan ini memiliki panjang sekitar 1,75 kilometer dan lebar antara 10 hingga 20 meter.
Sejak awal abad ke-20, Chungmuro telah menjadi pusat industri film Korea.
Pada tahun 1907, teater pertama Korea, Dangsungsa, didirikan di daerah ini yang selanjutnya pada tahun 1919, teater tersebut menayangkan film pertama Korea berjudul Chunhyangjeon.
Pada tahun 1960-an, Chungmuro menjadi pusat industri film Korea dengan banyak studio film dan bioskop yang beroperasi di sepanjang jalan ini.
Namun, pada tahun 1990-an, banyak studio film pindah ke distrik Gangnam, yang menyebabkan penurunan popularitas Chungmuro sebagai pusat industri film.
Meski demikian, Chungmuro tetap menjadi simbol penting dalam sejarah dan budaya sinema Korea Selatan.
Selain dikenal sebagai pusat perfilman, Chungmuro juga pernah menjadi pusat industri percetakan Korea.
Pada 1980-an, sekitar 5.000 perusahaan percetakan beroperasi di daerah ini, memproduksi berbagai materi promosi untuk film dan industri lainnya.
Saat ini, Chungmuro terus menjadi pusat budaya dan sejarah di Seoul.
Daerah ini juga berdekatan dengan Namsangol Hanok Village dan Dongguk University, yang memiliki pusat penelitian seni visual dan sejarah sinema Korea.
Dengan warisan budaya yang kaya, Chungmuro tetap menjadi bagian integral dari identitas budaya dan sejarah Korea Selatan.
Chungmuro Blue Chip
Selain ada aktor dari Chungmuro, ada juga istilah "Chungmuro's Blue Chip" yang diberikan kepada aktor dan aktris muda.
"Chungmuro Blue Chip" adalah julukan tidak resmi yang diberikan kepada aktor dan aktris muda Korea Selatan yang memiliki potensi besar dan prestasi signifikan di industri perfilman.
Istilah ini mengacu pada aktor yang dianggap sebagai "investasi aman" dalam perfilman Korea, mirip dengan istilah "blue chip" dalam dunia investasi yang merujuk pada perusahaan besar dan stabil.
Aktor-aktor ini sering tampil dalam film box office dan proyek-proyek yang diakui secara internasional, serta menunjukkan kemampuan akting yang luar biasa. (naf/cin)