Minggu, 31 Agustus 2025

Atlet Indonesia

Kevin Sanjaya hingga Rifda, Deretan Atlet Indonesia yang Pensiun Dini dengan Segudang Prestasi

Cedera Alasan Atlet Indonesia Pensiun

Rabu, 25 Juni 2025 15:52

ATLET INDONESIA - Atlet Indonesia, Kevin Sanjaya dan Windy Cantika Aisah, putuskan pensiun dini setelah torehkan prestasi gemilang

HVSMEDIA.ID - Sejumlah atlet Indonesia memilih pensiun dini di usia yang sebenarnya masih ideal untuk bersaing.

Keputusan pensiun dini ini menimbulkan tanda tanya, mengingat beberapa atlet Indonesia masih tampil kompetitif dan bahkan baru saja menorehkan prestasi besar.

Tidak sedikit atlet Indonesia yang mengumumkan pensiun dini tak lama setelah mencatat berbagai prestasi tersebut.

Salah satu alasan pensiun dini yang dialami atlet Indonesia adalah cedera berat yang terus berulang sehingga menghambat kemampuan mereka mempertahankan prestasi.

Selain itu, pensiun dini juga diambil beberapa atlet Indonesia karena kehilangan motivasi dan situasi internal yang tidak mendukung pencapaian prestasi lebih lanjut.

Keputusan pensiun dini ini memperlihatkan sisi rapuh dalam perjalanan karier atlet Indonesia di tengah tekanan dan tuntutan prestasi yang tinggi.

Berikut deretan atlet Indonesia yang memutuskan untuk menjalani pensiun dini

1.Kevin Sanjaya

Kevin Sanjaya Sukamuljo, salah satu atlet Indonesia di dunia bulu tangkis, resmi mengumumkan pensiun dini dari dunia profesional pada 16 Mei 2024 lewat unggahan Instagram.

Pada pengumuman tersebut, Kevin mengungkapkan bahwa keputusan sudah dipertimbangkan sejak Januari 2024 dan ia memutuskan berhenti dari Pelatnas PBSI di akhir Februari.

Salah satu alasan utama di balik keputusan pensiun dini Kevin adalah cedera bahu yang mulai ia alami sejak 2017 dan tidak kunjung pulih sepenuhnya.

Cedera ini menghambat kemampuannya untuk mempertahankan prestasi puncak.

Kondisi cedera partnernya, Marcus Fernaldi Gideon, juga menjadi faktor tambahan yang menghalangi pencapaian tiket Olimpiade 2024.

Kevin sempat mencoba berpasangan dengan pemain baru, Rahmat Hidayat, namun merasa tidak cocok karena keduanya sama-sama pemain depan sehingga kombinasi tersebut kurang optimal.

2.Windy Cantika Aisah

Windy Cantika Aisah, atlet Indonesia angkat besi, memutuskan pensiun dini pada usia 22 tahun setelah tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh–Sumatera Utara, di mana ia meraih medali perak kelas 55 kg.

Langkah pensiun dini yang diambil Windy karena cedera berkepanjangan mulai dari tulang kering, cedera lumbar, hingga lutut yang terus menghantuinya sejak kompetisi junior pada 2022.

Cedera tersebut membuatnya kesulitan mempertahankan prestasi gemilang yang sudah diraih, termasuk medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 di usia 19 tahun, serta berbagai medali emas SEA Games dan kejuaraan dunia junior.

Windy mengumumkan keputusan pensiun dini melalui Instagram Story pada 9 November 2024, menyebut PON 2024 sebagai ajang terakhirnya.

3.Rifda Irfamaluthfi

Rifda Irfanaluthfi, pesenam artistik yang menjadi atlet Indonesia pertama tampil di Olimpiade Paris 2024, resmi memutuskan pensiun dini pada 14 April 2025.

Keputusan ini dipicu oleh cedera serius pada lututnya, terutama meniskus dan robekan ACL yang kambuh berulang sejak persiapan Olimpiade.

Cedera ini membatasi kemampuannya untuk melanjutkan prestasi yang telah diraih. Saat debut di Olimpiade, Rifda hanya mampu melakukan satu alat di babak kualifikasi karena rasa sakit akut.

Meski melepas status sebagai atlet Indonesia aktif, Rifda tetap bangga menorehkan prestasi di level tertinggi sambil berjuang melawan cedera.

4. Bagus Setiadi

Bagus Setiadi, mantan pebulutangkis ganda putra atlet Indonesia, terpaksa mengambil keputusan pensiun dini pada awal 1990-an setelah mengalami cedera mata serius akibat shuttlecock yang mengenai mata kanannya saat latihan bersama pasangannya, Imay Hendra.

Cedera ini menyebabkan kebutaan meskipun sudah mendapat pengobatan di Australia.

Pada saat itu, usia Bagus 27 tahun, sementara kariernya sedang berada di puncak dengan sejumlah prestasi seperti medali perunggu Kejuaraan Dunia 1991 dan gelar turnamen internasional.

Setelah itu, Bagus melanjutkan kiprahnya sebagai pelatih di klub Jaya Raya Metland Cakung. (fun)

Tag berita:
Berita terkait