HVSMEDIA.ID - Anak dari aktor Ray Sahetapy dan penyanyi Dewi Yull, Surya Sahetapy, baru-baru ini mengalami pengalaman diskriminasi saat menggunakan layanan ojek online di Indonesia.
Merupakan individu dengan penyandang tuli yang menggunakan bahasa isyarat dan teks untuk berkomunikasi, Surya Sahetapy merasa kecewa karena pengemudi ojek online membatalkan pesanan dengan alasan tidak biasa mengangkut “orang cacat”.
Peristiwa ini membuka mata banyak pihak tentang pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat terkait hak-hak penyandang difabilitas, khususnya mereka yang berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
Sebagaimana dilansir melalui Avnmedia.id, kejadian bermula ketika Surya Sahetapy memesan ojek online dan memberi tahu pengemudi bahwa ia menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi.
Namun, pengemudi tersebut menolak dan membatalkan pesanan dengan alasan yang merendahkan.
“Maaf saya cancel. Saya nggak biasa bawa orang cacat,” tulis pengemudi dalam pesan yang diterima Surya Sahetapy.
Merasa peroleh diskriminasi, Surya Sahetapy membagikan pengalamannya di media sosial dan meminta agar perusahaan ojek online meningkatkan pemahaman terhadap pengguna bahasa isyarat.
Surya Sahetapy juga mengajak perusahaan untuk menonaktifkan fitur telepon bagi pengguna yang memiliki keterbatasan pendengaran dan memberikan edukasi kepada pengemudi mengenai inklusi dan pemahaman terhadap penyandang disabilitas.
“Kami normal, hanya beda bahasa dan budaya,” tulisnya.
Pihak penyedia layanan ojek online kemudian menghubungi Surya Sahetapy untuk meminta maaf dan berjanji akan memperbaiki sistem pelatihan bagi pengemudi mereka.
Surya Sahetapy juga dikenal sebagai seorang aktivis, penerjemah, dan aktor.
Berikut adalah sedikit informasi mengenai latar belakang dan prestasi Surya Sahetapy.
Profil Surya Sahetapy
Surya Sahetapy, lahir 21 Desember 1993 di Jakarta, adalah seorang aktivis, penerjemah, dan aktor.
Anak ketiga dari pasangan Dewi Yull dan Ray Sahetapy ini divonis tuli sejak usia dua tahun.
Surya Sahetapy menempuh pendidikan di Institut Teknologi Rochester (RIT), AS, meraih gelar Associate of Science di bidang Bahasa Isyarat dan Studi Tuli pada 2019 dengan predikat Cum Laude, lalu Bachelor of Science di Studi Internasional pada 2021 dengan predikat Magna Cum Laude.
Saat ini, Surya Sahetapy sedang menyelesaikan program Master of Science di bidang Pendidikan Sekunder untuk Siswa Tuli dan Hard of Hearing di RIT.
Selain prestasi akademis, Surya Sahetapy aktif dalam kegiatan sosial dan organisasi.
Surya Sahetapy pernah menjadi staf khusus kepresidenan Indonesia pada 2018 dan mendirikan yayasan Handai Tuli pada tahun yang sama untuk memajukan kesetaraan bagi masyarakat Tuli di Indonesia.
Dalam dunia hiburan, Surya Sahetapy membintangi film Sebuah Lagu Untuk Tuhan (2015) dan Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara (2016), serta tampil dalam serial web Indonesia Biner (2022). (naf/apr)