Kamis, 6 Februari 2025

Trailer 'Pengepungan di Bukit Duri' Rilis, Film Drama-Aksi Pertama Joko Anwar yang Mengangkat Isu Sosial

Sabtu, 1 Februari 2025 19:43

Tangkapan Layar Trailer Film "Pengepungan di Bukit Duri" karya Joko Anwar (Foto: Youtube CGV Kreasi)

HVSMEDIA.ID - Film terbaru sutradara Joko Anwar yang berjudul Pengepungan di Bukit Duri (judul internasional: "The Siege at Thorn High") telah merilis trailer resminya.

Film Pengepungan di Bukit Duri dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 17 April 2025.

Ini merupakan film ke-11 bagi Joko Anwar dan menandai babak baru dalam karirnya setelah 20 tahun berkarya di dunia perfilman.

Dilansir dari Avnmedia.id, film Pengepungan di Bukit Duri ini merupakan genre drama-aksi yang pertama kali di garap oleh Joko Anwar.

Film Pengepungan di Bukit Duri memperkenalkan deretan aktor berbakat seperti Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, dan sejumlah wajah baru yang siap menyegarkan dunia perfilman Indonesia.

“Film ini merupakan tantangan terbesar dalam perjalanan karir saya di dunia perfilman,” kata Joko Anwar dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (1/2/2025).

“Selain harus memenuhi standar teknis yang tinggi karena bekerja dengan studio film legendaris dari Hollywood, cerita dalam film ini juga harus bisa mencerminkan keadaan negara kita saat ini,” tambah Joko Anwar.

Dikisahkan, Edwin (Morgan Oey) membuat janji sebelum kakaknya meninggal untuk mencari anak kakaknya yang hilang.

Perjalanan pencariannya membawanya menjadi seorang guru di SMA Duri, sekolah untuk anak-anak toxic.

Di sana, Edwin berhadapan dengan murid-murid yang sangat agresif, sambil terus mencari jejak keponakannya.

Ketika akhirnya keponakannya ditemukan, kerusuhan melanda kota dan mereka terjebak di sekolah, terpaksa melawan kelompok anak-anak brutal yang mengincar nyawa mereka.

Trailer film Pengepungan di Bukit Duri memperlihatkan perjuangan Edwin untuk bertahan hidup di tengah kekacauan yang terus berkembang.

Bergabung dengan Diana (Hana Pitrashata Malasan), Edwin menghadapi tekanan sosial yang timbul akibat konflik rasial dan ketegangan yang semakin memuncak di sekolahnya, sembari melanjutkan misinya mencari keponakannya.

Produser Tia Hasibuan menjelaskan bahwa film ini mengusung genre thriller dan drama-aksi yang disajikan dengan penceritaan segar dan melibatkan aktor-aktor berbakat, serta dukungan dari studio besar di Hollywood.

“Kami ingin setiap orang yang terlibat, baik pemain, kru, maupun Come and See Pictures, dapat naik kelas dengan menciptakan film yang setara dengan standar kualitas film yang tinggi,” ungkap Tia Hasibuan.

Film ini juga mengangkat isu perundungan dan kekerasan terhadap anak, yang dianggap sangat penting dan relevan untuk lebih banyak disorot di Indonesia.

Melalui film ke-11-nya, Joko Anwar turut ingin menyuarakan kegelisahannya tentang kurangnya penghargaan terhadap profesi guru.

“Di Indonesia, kita sangat membutuhkan teladan dan pemimpin yang bisa menginspirasi. Keresahan saya terfokus pada sosok guru, yang seharusnya menjadi panutan dan pengasuh bagi kita semua,” ungkap Joko Anwar dalam konferensi pers pada Kamis (30/1/2025) di Senayan, Jakarta Pusat.

Sutradara yang kini berusia 49 tahun itu mengungkapkan bahwa masalah minimnya apresiasi terhadap guru di Indonesia sudah berlangsung cukup lama, dan film ini menjadi bentuk kritik atas kondisi tersebut.

“Apresiasi terhadap profesi guru di Indonesia sangat rendah. Meskipun diharapkan akan ada perbaikan, kenyataannya tidak demikian. Anggaran untuk guru terus dipotong, dan masalah-masalah tersebut tetap ada, yang akhirnya mendorong saya untuk membuat film ini,” tutur Joko Anwar.

Sebagai seorang pembuat film yang memiliki kemampuan untuk menjangkau banyak orang, Joko Anwar bertekad menggunakan medium ini untuk menyampaikan keresahannya kepada masyarakat luas.

“Saya yakin seorang filmmaker memiliki privilege karena karya mereka memiliki dampak dan potensi yang besar. Jika kita membuat film yang berasal dari kegelisahan, itu bisa menjadi pemicu awareness tentang something worth,” ujar Joko Anwar.

Dalam film Pengepungan di Bukit Duri, Joko Anwar juga mengadopsi pendekatan yang lebih ringan agar cerita mudah dipahami dan dinikmati oleh berbagai kalangan.

“Kita tidak ingin film ini terlalu berat, ini adalah cerita yang enak diikuti. Kita hanya ingin menggulirkan sebuah pemicu yang bisa memancing diskusi dan refleksi dari penonton,” tambahnya.

Film yang dibintangi oleh deretan bintang ternama tanah air, seperti Morgan Oey, Hana Malasan, Omara Esteghlal, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, dan Millo Taslim ini akan segera hadir di bioskop Indonesia pada 17 April 2025 mendatang. (cin/naf)

Tag berita:
Berita terkait