Selasa, 29 April 2025

When Life Gives You Tangerines Angkat Kehidupan Haenyeo, Ini Tantangan yang Buat Mereka Kian Langka

Minggu, 27 April 2025 23:27

Haenyeo atau penyelam wanita Jeju (Foto: thisiskoreatours)

HVSMEDIA.ID - Drama Korea When Life Gives You Tangerines resmi menuntaskan seluruh episodenya, dengan penayangan episode terakhir pada 28 Maret 2025.

Meski telah berakhir, kisah drama When Life Gives You Tangerines tetap menyisakan jejak emosional yang mendalam di hati para penonton.

Salah satu karakter yang paling mencuri perhatian adalah Jeon Gwang-rye, sang ibu dari tokoh utama Oh Ae-sun, yang digambarkan sebagai seorang haenyeo, penyelam wanita tradisional yang penuh keteguhan dari Pulau Jeju.

Dalam cerita drama When Life Gives You Tangerines, Gwang-rye meninggal dunia di usia 29 tahun akibat penyakit pernapasan yang dideritanya setelah bertahun-tahun menyelam tanpa alat bantu pernapasan.

Kisah ini, dilansir dari Avnmedia.id, meskipun fiksi, mencerminkan realitas yang dihadapi oleh banyak haenyeo di dunia nyata.

Haenyeo adalah penyelam wanita tradisional asal Pulau Jeju, Korea Selatan, yang mencari hasil laut seperti abalon dan rumput laut tanpa menggunakan alat bantu pernapasan.

Namun, populasi haenyeo kini mengalami penurunan drastis.

Pada tahun 1960-an, terdapat lebih dari 20.000 haenyeo aktif di Jeju.

Namun, saat ini jumlah tersebut telah menyusut menjadi sekitar 2.000 orang, dengan mayoritas berusia di atas 60 tahun.

Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama:

1. Risiko Kesehatan yang Tinggi

Menyelam tanpa alat bantu pernapasan menyebabkan banyak haenyeo mengalami gangguan pernapasan, kerusakan sendi, dan penyakit lainnya.

Beberapa bahkan meninggal dunia saat bertugas di laut.

2. Pendapatan yang Tidak Menentu

Hasil laut yang semakin berkurang membuat pendapatan haenyeo menurun drastis.

Pada tahun 2023, rata-rata pendapatan tahunan mereka hanya sekitar 6,83 juta won (sekitar 4.940 USD), yang jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

3. Perubahan Sosial dan Ekonomi

Generasi muda lebih memilih pendidikan tinggi dan pekerjaan di sektor lain yang dianggap lebih aman dan menguntungkan.

Hal ini menyebabkan minimnya regenerasi dalam profesi haenyeo.

4. Perubahan Iklim dan Kerusakan Lingkungan

Perubahan suhu laut dan kerusakan ekosistem laut mengurangi hasil tangkapan, membuat pekerjaan haenyeo semakin sulit dan berisiko.

Menyadari pentingnya melestarikan tradisi haenyeo, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan komunitas lokal di Jeju.

Pada tahun 2016, budaya haenyeo diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, sebuah pengakuan yang menyoroti nilai budaya dan ekologis dari profesi penyelam wanita ini.

Dukungan pemerintah Provinsi Jeju juga turut mendorong pelestarian dengan memberikan subsidi untuk perawatan medis serta membagikan pakaian selam gratis sejak tahun 2002.

Pemerintah bahkan mendirikan sekolah pelatihan khusus bagi calon haenyeo muda agar regenerasi tetap terjaga.

Selain itu, pada tahun 2023, sistem perikanan tradisional haenyeo juga mendapat pengakuan dari FAO sebagai Sistem Warisan Pertanian Penting Global (GIAHS), yang menegaskan pentingnya praktik perikanan berkelanjutan berbasis kearifan lokal.

Sementara itu, drama Korea When Life Gives You Tangerines berhasil menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh haenyeo melalui kisah fiksi yang menyentuh hati.

Kisah tersebut menjadi cermin dari kenyataan yang dihadapi oleh banyak haenyeo di dunia nyata, yang berjuang untuk mempertahankan tradisi dan identitas mereka di tengah perubahan zaman. (naf/apr)

Tag berita:
Berita terkait