Jumat, 29 Agustus 2025

Sudut Sepak Bola

Catatan Kelam Sepak Bola Indonesia: dari Tragedi Kanjuruhan hingga Skandal Sepak Bola Gajah 1988

Rabu, 28 Mei 2025 12:19

POTRET - Poster solidaritas untuk Haringga Sirla dan tregedi Kanjuruhan/ Foto: Kolase by HVSMEDIA.ID

HVSMEDIA.ID - Sepak bola di Indonesia bukan hanya soal semangat dan hiburan, tetapi juga menyimpan sejumlah catatan kelam yang tak bisa dilupakan. 

Berbagai insiden tragis sepak bola yang terjadi di lapangan maupun tribun penonton telah menimbulkan luka mendalam bagi dunia olahraga Indonesia

Dari kerusuhan suporter hingga tragedi yang menelan korban jiwa, peristiwa-peristiwa ini menjadi pengingat penting akan risiko yang mengintai di balik gairah sepak bola baik di Indonesia dan luar negeri.

Oleh karena itu, memahami peristiwa kelam ini penting agar kejadian serupa tidak terulang di pertandingan sepak bola ataupun olahraga lainnya di masa mendatang terkhusus di Indonesia.

1.Tragedi Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan, yang terjadi pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Insiden ini terjadi setelah pertandingan Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, yang berakhir dengan kemenangan Persebaya 3–2. 

Kekalahan tersebut memicu reaksi emosional dari suporter Arema, Aremania, yang kemudian menyerbu masuk ke lapangan. 

Kemudian direspon aparat keamanan dengan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton tindakan yang melanggar aturan FIFA.

Upaya aparat keamanan untuk mengendalikan situasi dengan menembakkan gas air mata justru memperburuk keadaan, menyebabkan kepanikan massal dan terjadinya desak-desakan di pintu keluar stadion. 

Akibatnya, 135 orang tewas dan 583 lainnya mengalami cedera, menjadikan tragedi ini sebagai yang paling mematikan dalam sejarah sepak bola Indonesia dan Asia. 

Investigasi yang dilakukan oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menemukan bahwa penggunaan gas air mata di dalam stadion merupakan pelanggaran terhadap regulasi FIFA yang melarang penggunaannya dalam acara sepak bola

Selain itu, ditemukan pula kelalaian dalam pengaturan kapasitas penonton, di mana 42.000 tiket dijual untuk stadion yang hanya mampu menampung 38.000 orang.

Tragedi Kanjuruhan menjadi titik balik dalam dunia sepak bola Indonesia, memicu evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan, regulasi, dan budaya suporter

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait