HVSMEDIA.ID - Kompetisi Galatama (Liga Sepak Bola Utama) merupakan liga semi-profesional pertama di Indonesia yang digelar mulai tahun 1979 hingga 1994 sebelum digabung dengan Perserikatan menjadi Liga Indonesia pada 1994.
Kompetisi Galatama ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pembinaan sepak bola nasional karena memperkenalkan sistem manajemen klub modern dan mendatangkan pemain asing serta pelatih profesional.
Selama 13 musim pelaksanaannya, sejumlah klub menorehkan prestasi dan mendominasi era Galatama dengan pencapaian gelar juara.
Selama rentang waktu itu, sejumlah klub tampil sebagai juara dan mencatatkan sejarah emas bagi sepak bola nasional.
Daftar Juara Galatama (1979–1994)
1. 1979–1980: Warna Agung
2. 1980–1982: NIAC Mitra
3. 1982–1983: NIAC Mitra
4. 1983–1984: Yanita Utama
5. 1984–1985: Yanita Utama
6. 1985–1986: Krama Yudha Tiga Berlian
7. 1986–1987: Krama Yudha Tiga Berlian
8. 1987–1988: NIAC Mitra
9. 1988–1989: Pelita Jaya
10. 1989–1990: Pelita Jaya
11. 1990–1992: Arseto Solo
12. 1992–1993: Arema Malang
13. 1993–1994: Pelita Jaya
Klub Paling Sukses di Era Galatama
Dari keseluruhan edisi, NIAC Mitra dan Pelita Jaya sama-sama mencatat rekor tiga gelar juara, menjadikan mereka klub paling sukses sepanjang sejarah Galatama.
NIAC Mitra memenangkan tiga trofinya pada era awal (1980–1982, 1982–1983, 1987–1988), sedangkan Pelita Jaya menguasai penghujung kompetisi (1988–1989, 1990, 1993–1994).
Di bawah mereka, Krama Yudha Tiga Berlian dan Yanita Utama masing-masing mengoleksi dua gelar, menunjukkan bagaimana dunia bisnis dan sponsor kuat mempengaruhi dominasi di liga tersebut.
Bahkan Krama Yudha Tiga Berlian ernah tampil di Piala Champions Asia dan mencapai babak semifinal pada 1986, pencapaian luar biasa di level kontinental.
Kompetisi Galatama Ditutup
Setelah musim terakhir Galatama pada 1993–1994, kompetisi ini resmi ditutup dan dilebur bersama Perserikatan menjadi satu liga profesional bernama Liga Indonesia, yang juga dikenal sebagai Ligina atau Liga Dunhill karena sponsor utama saat itu.
Liga baru ini mengusung format liga nasional dengan dukungan sponsor komersial, sistem divisi, serta pembatasan pendanaan dari pemerintah daerah.
Galatama sebelumnya memang mengalami penurunan, salah satunya akibat minimnya dukungan penonton sehingga pemasukan tiket tidak mencukupi.
Situasi diperparah dengan munculnya kasus pengaturan skor, dugaan korupsi wasit, dan berbagai skandal yang meruntuhkan kepercayaan publik maupun sponsor.
Banyak klub Galatama akhirnya memilih mundur atau bubar sebelum bergabung ke sistem Liga Indonesia. (fun)
- Napak Tilas Kemenangan NIAC Mitra atas Arsenal di Surabaya 1983, Momen Sejarah Sepak Bola Era Galatama
- Dibiayai Tempat Hiburan Malam, Niac Mitra Jadi Klub Pionir Profesional Sepak Bola Indonesia Era 1980-an
- Tak Lanjut Main di Luar Negeri, Deretan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Ini Pilih Gabung Klub Liga Indonesia