Hal sederhana, seperti melarang penggunaan ponsel saat makan, belajar, atau menjelang tidur bisa jadi langkah awal yang berdampak besar.
“Interaksi manusiawi tetap penting. Jangan sampai anak lebih mengenal algoritma media sosial ketimbang mengenali suara orang tuanya sendiri,” lanjutnya.
Politikus yang konsisten mengawal isu pendidikan ini juga menegaskan bahwa sekolah bukan satu-satunya tempat membentuk karakter.
Justru keluarga adalah ruang pertama dan utama dalam menanamkan nilai, etika, dan empati.
Tanpa pendampingan yang memadai, Yakob khawatir anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang terbiasa dengan informasi instan, kurang empati, dan mudah terseret arus konten destruktif.
Karena itu, ia menekankan pentingnya literasi digital, bukan hanya untuk anak, tapi juga bagi orang tua.