Helmi juga menegaskan bahwa penyebaran informasi palsu dan serangan terhadap pribadi hanya akan memperparah polarisasi di tengah masyarakat. Padahal, kritik seharusnya menjadi sarana refleksi bersama, bukan memicu konflik dan perpecahan.
“Jangan sampai media sosial menjadi alat pemecah belah. Kami di DPRD menginginkan kebersamaan, saling menghargai, dan memaklumi. Kita ini satu kota,” tegas Helmi.
Dia juga mengingatkan pentingnya peningkatan literasi digital masyarakat agar lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi di media sosial.
“Demokrasi bukan berarti bebas menghujat. Demokrasi adalah ruang berpikir dan menyampaikan pendapat secara tepat dan beretika,” jelasnya.
Ketua DPRD Samarinda ini menegaskan bahwa pihaknya selalu terbuka menerima kritik dan masukan dari masyarakat. Namun, aspirasi tersebut diharapkan disampaikan melalui jalur yang benar dan tidak menimbulkan kegaduhan.
“Silakan berikan kritik, itu sangat penting. Tapi mari kita lakukan dengan data, fakta, dan niat membangun, bukan menjatuhkan atau membuat keresahan,” pungkas Helmi. (adv)