Inilah alasan mengapa rhubarb umumnya dijual dalam bentuk batang tanpa daun, memastikan hanya bagian yang aman untuk dikonsumsi yang tersedia di pasaran.
Tanaman ini juga memiliki bunga-bunga kecil yang tumbuh dalam gugusan besar dengan warna yang bervariasi, mulai dari hijau hingga merah muda.
Di dunia kuliner, rhubarb menjadi bahan utama dalam berbagai hidangan, seperti pai, selai, dan coulis.
Uniknya, meskipun tangkainya secara teknis merupakan bagian dari daun, justru bagian inilah yang biasa dimanfaatkan dalam masakan.
Penggunaan rhubarb sebagai bahan makanan pertama kali tercatat di Inggris pada abad ke-17.
Ciri dan Rasa Rhubarb
Batang rhubarb dikenal dengan teksturnya yang tebal, renyah, dan padat, memberikan sensasi unik saat dikunyah.
Warna batangnya bervariasi, mulai dari merah muda hingga hijau, dengan karakter rasa yang berbeda.
Rhubarb hijau memiliki keasaman tajam yang menyerupai lemon, sementara rhubarb merah menawarkan rasa yang lebih intens dengan sentuhan manis yang lebih lembut.
Ketika dimasak dengan gula, rhubarb tetap mempertahankan keasamannya yang khas, mengingatkan pada perpaduan apel hijau dan seledri.
Menariknya, banyak orang juga mengaitkan rasa rhubarb dengan stroberi, sebab keduanya sering dipadukan dalam berbagai hidangan.
Sentuhan manis dari stroberi mampu menyeimbangkan keasaman rhubarb, menciptakan kombinasi rasa yang unik, segar, dan menggugah selera.