Singapura memberi kuota hingga sembilan pemain asing per klub, namun dengan syarat khusus.
Dari jumlah tersebut, tiga pemain asing harus berusia di bawah 21 tahun. Ini bagian dari strategi pengembangan pemain muda di liga mereka.
Selain itu, tidak ada pembatasan jumlah pemain asing yang boleh bermain di lapangan dalam satu pertandingan, selama sesuai dengan kuota yang sudah ditentukan.
Kamboja Tekankan Keterlibatan Asia dan ASEAN
Kamboja memperbolehkan setiap klub memiliki enam pemain asing, dan maksimal lima pemain boleh dimainkan dalam satu pertandingan.
Namun, dari lima yang bermain, minimal dua harus berasal dari negara Asia atau kawasan ASEAN. Aturan ini memprioritaskan keterlibatan regional, sekaligus menjaga keseimbangan antara pemain asing dan lokal.
Kesimpulan: Regulasi ASEAN Menuju Kompetisi Lebih Kompetitif
Perbandingan regulasi pemain asing di negara-negara ASEAN menunjukkan arah kebijakan yang beragam.
Indonesia kini makin longgar, seperti pula Malaysia dengan sistem yang fleksibel namun terstruktur.
Thailand mengedepankan kerja sama regional, sementara Vietnam tetap membatasi secara ketat untuk menjaga kekuatan domestik. Singapura mencoba menyeimbangkan antara pemain asing dan pembinaan usia muda, sedangkan Kamboja mengarahkan fokus pada koneksi regional Asia.
Setiap negara memiliki pendekatan berbeda sesuai visi pengembangan sepak bola nasionalnya.
Namun satu hal pasti: sepak bola ASEAN kini semakin kompetitif, dan perekrutan pemain asing akan terus menjadi strategi penting dalam membentuk kekuatan klub di masing-masing negara. (vana)