Kasus dugaan pemerasan ini memicu protes luas di media sosial, dengan seruan boikot terhadap festival musik terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Menanggapi hal ini, Kementerian Pariwisata telah berkoordinasi dengan promotor acara dan pihak kepolisian untuk segera menindaklanjuti dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sejak informasi dan keresahan dari wisatawan tersebut muncul ke publik.
Selain itu, Kementerian Pariwisata bersama pemangku kepentingan event Indonesia, termasuk Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Mereka akan terus meningkatkan kolaborasi dengan stakeholder terkait untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penonton atau wisatawan agar dapat terjamin dengan baik.
Pemerintah dan pihak terkait perlu mengambil langkah konkret untuk memulihkan citra pariwisata Indonesia.
Ini termasuk peningkatan pelatihan bagi anggota kepolisian tentang perlakuan terhadap warga negara asing, serta penegakan hukum yang konsisten terhadap oknum-oknum yang terlibat dalam korupsi dan pemerasan.
Upaya ini diharapkan dapat memulihkan kepercayaan masyarakat dan meningkatkan keamanan bagi semua pengunjung di masa mendatang. (naf/apr)