Keputusan ini dipicu oleh cedera serius pada lututnya, terutama meniskus dan robekan ACL yang kambuh berulang sejak persiapan Olimpiade.
Cedera ini membatasi kemampuannya untuk melanjutkan prestasi yang telah diraih. Saat debut di Olimpiade, Rifda hanya mampu melakukan satu alat di babak kualifikasi karena rasa sakit akut.
Meski melepas status sebagai atlet Indonesia aktif, Rifda tetap bangga menorehkan prestasi di level tertinggi sambil berjuang melawan cedera.
4. Bagus Setiadi
Bagus Setiadi, mantan pebulutangkis ganda putra atlet Indonesia, terpaksa mengambil keputusan pensiun dini pada awal 1990-an setelah mengalami cedera mata serius akibat shuttlecock yang mengenai mata kanannya saat latihan bersama pasangannya, Imay Hendra.
Cedera ini menyebabkan kebutaan meskipun sudah mendapat pengobatan di Australia.
Pada saat itu, usia Bagus 27 tahun, sementara kariernya sedang berada di puncak dengan sejumlah prestasi seperti medali perunggu Kejuaraan Dunia 1991 dan gelar turnamen internasional.
Setelah itu, Bagus melanjutkan kiprahnya sebagai pelatih di klub Jaya Raya Metland Cakung. (fun)