Penting untuk memahami berbagai dimensi dan dampak yang mungkin timbul dari situasi ini:
1. Tekanan Emosional Mendalam
Individu dalam lavender marriage sering kali berada dalam pertempuran batin antara tuntutan masyarakat dan keinginan pribadi mereka.
Konflik ini dapat menimbulkan tekanan emosional yang berat, berpotensi memicu gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, atau krisis identitas.
Seiring berjalannya waktu, ketegangan yang terus menerus ini dapat merusak kesehatan mental mereka sehingga menghalangi mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal.
2. Tantangan dalam Hubungan
Karena lavender marriage tidak didasarkan pada ikatan romantis yang sejati, hubungan ini sering kali dibayangi rasa ketidakpuasan dan kesepian.
Pasangan dalam pernikahan ini dapat menghadapi konflik terus-menerus akibat kurangnya keintiman dan hubungan emosional.
Tanpa adanya cinta yang saling menguatkan, hubungan ini terasa penuh tantangan dan kosong.
3. Rasa Terisolasi Secara Sosial
Individu dalam lavender marriage sering merasa terjebak antara dua dunia yang tidak sepenuhnya mereka miliki.
Ketidakmampuan untuk menunjukkan jati diri yang sesungguhnya mengarah pada rasa isolasi yang mendalam, baik dalam komunitas heteroseksual maupun LGBTQ+, yang memperburuk perasaan kesepian dan kesalahpahaman.