Ia bahkan mengungkapkan satu contoh konkret, sebuah ambulans milik Puskesmas yang hanya terparkir dan tidak bisa beroperasi karena tak ada pengemudi yang tersedia.
Hal ini, menurutnya, menggambarkan betapa persoalan operasional jauh lebih kompleks dari sekadar penambahan kendaraan.
Untuk itu, Novan mendorong Pemerintah Kota Samarinda menyusun strategi yang tidak hanya fokus pada kuantitas armada, melainkan juga menjamin keberlangsungan operasional.
Mulai dari rekrutmen sopir, distribusi armada yang disesuaikan dengan kebutuhan wilayah, hingga pemeliharaan berkala kendaraan.
“Kalau hanya menambah unit tanpa perencanaan matang, hasilnya tetap tak akan efektif. Harus dihitung, misalnya satu ambulans bisa melayani beberapa RT, atau Puskesmas mana yang prioritas,” jelasnya.
Ia berharap Pemkot melakukan evaluasi menyeluruh agar perbaikan layanan kesehatan tidak hanya jadi wacana, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh seluruh warga Samarinda. (adv)