Artinya, klub-klub Premier League masih bisa bekerja sama dengan perusahaan judi untuk:
- Sleeve sponsor (lengan jersey)
- Perimeter boards (papan iklan digital di sekitar lapangan)
- Sarana komersial lainnya seperti sponsor aplikasi resmi atau promosi di media sosial klub
Hal ini menimbulkan perdebatan baru karena meski ada larangan, eksposur brand judi tetap akan sangat besar dalam pertandingan Premier League yang ditonton jutaan orang di seluruh dunia.
Baca juga:
Klub Elite dan Alternatif Sponsor
Menariknya, klub-klub besar seperti Arsenal, Manchester United, Manchester City, dan Liverpool sudah lama meninggalkan sponsor judi di bagian depan jersey mereka.
Mereka lebih memilih bekerja sama dengan perusahaan teknologi, industri keuangan, atau brand global yang dianggap lebih sejalan dengan citra klub.
Contohnya:
- Manchester United menggandeng perusahaan fintech Snapdragon sebagai sponsor utama mulai musim 2024/25.
- Arsenal melanjutkan kontrak dengan perusahaan penerbangan Emirates.
- Manchester City masih setia dengan Etihad Airways.
- Liverpool bekerja sama dengan Standard Chartered.
Langkah klub-klub elite ini memperlihatkan bahwa alternatif sponsor di luar industri judi sebenarnya tetap ada, terutama bila klub memiliki daya tarik global.