“Langsung aku tag production designer-nya karena dia yang riset sampai sedalam itu,” katanya.
Ryan Adriandhy memang punya visi yang jelas, yakni Jumbo harus punya rasa Asia Tenggara alias lokal, tapi tetap relatable secara visual bagi penonton lintas negara di kawasan ini.
Dunia fiksinya bernama Kampung Seruni, yang terinspirasi dari beragam lokasi, seperti Penang, Kota Lama Semarang, hingga Pecinan.
Dalam hal visual, warna-warna yang digunakan pun bukan sembarangan.
Ryan Adriandhy ingin palet warna yang lembut, berpadu antara warna komplementer dan earth tone, biar hangat tapi tetap playful.
3. Sadar Gak? Semua Karakter Jumbo Ganti Baju, Lho!
Satu hal unik yang bikin Jumbo beda dari banyak animasi lain, di mana semua karakternya ganti baju!
Yep, bukan cuma satu setel dari awal sampai akhir film.
Ryan Adriandhy menjelaskan kalau perubahan kostum ini penting banget untuk mendukung alur cerita yang berlangsung selama beberapa hari.
“Menurutku gak masuk akal kalau mereka terus-terusan pakai baju yang sama,” ujarnya.
Makanya, kamu bakal lihat Don dengan berbagai outfit, ada yang pakai baju belang, ada juga yang pakai motif telur ceplok yang gemas.
Begitu juga dengan Acil dan Meri. Khusus Meri, malah punya dua bentuk, yaitu wujud peri dan wujud saat ia udah blend-in bareng manusia. (cin/naf)
Tags: Don Jumbo Ryan Adriandhy Visinema