Di balik tiap adegan kelam, Joko Anwar menyelipkan pesan optimis bahwa rantai kekerasan bisa dipatahkan, bahwa kebencian tak harus diwariskan, dan bahwa kita masih punya pilihan untuk menciptakan masa depan yang lebih waras dan penuh welas asih.
Pengepungan di Bukit Duri bukan hanya sebuah tontonan, melainkan panggilan.
Sebuah karya yang berani, relevan, dan penting untuk zaman ini.
Lewat tangan Joko Anwar, film Pengepungan di Bukit Duri bukan sekadar mengguncang emosi, tapi juga membuka ruang kontemplasi dan percakapan tentang luka-luka sejarah, soal identitas yang terluka, dan arah masa depan bangsa.
Hal ini mengingatkan bahwa ketika sistem pendidikan gagal menanamkan empati, ketika media abai, dan masyarakat diam, maka kebencian akan tumbuh liar tanpa kendali.
Di titik itulah, film ini mengajak untuk berhenti dan bertanya, bukan hanya “apa yang telah terjadi?”, tapi juga: “apa yang bisa kita ubah agar segalanya tak terus berulang?” (shi/naf)