Menyalahkan satu pihak, menurutnya, tak cukup.
Ia menyebut apa yang terjadi hanyalah permukaan dari gunung es besar yang menunjukkan kelalaian kolektif dan pembiaran sistemik yang telah berlangsung lama.
Tak berhenti di situ, Novan juga menyentil keras arah prioritas pemerintah yang justru sibuk membangun taman, jembatan, dan ikon kota, sementara lembaga sosial yang menangani anak-anak rentan malah diabaikan.
“Ini bukan tentang satu balita. Ini adalah potret kegagalan negara dalam menunaikan amanah konstitusi untuk melindungi yang paling lemah dari warganya,” katanya dengan nada penuh tekanan.
Ia menambahkan, meski regulasi perlindungan anak di daerah sudah ada, implementasinya masih jauh dari harapan.
DPRD pun berkomitmen mendorong pembentukan tim lintas instansi yang benar-benar terjun ke lapangan, bukan hanya sekadar mengeluarkan kebijakan kosong.
“Kalau sistem ini tidak segera dibongkar dan dibangun ulang dari akar, NJ hanya akan menjadi satu dari sekian banyak anak yang nasibnya dikubur dalam diam,” tutup Novan. (adv)