Namun dalam beberapa tahun terakhir, mereka menghadapi tantangan keuangan serius, termasuk utang enam digit yang menyebabkan permohonan likuidasi dari Kantor Pajak Australia (ATO) pada Mei 2025, namun hal itu sedang dalam proses pelunasan.
Sementara Bakrie Group juga berencana mendukung rencana pembangunan stadion alternatif dan memperkuat struktur klub untuk musim 2025/2026.
6. Lecce
US Lecce resmi melepas 10% sahamnya pada 27 Mei 2022 kepada konsorsium yang dipimpin oleh Alvin Sariaatmadja, CEO Emtek, bersama Boris Collardi dan Pascal Picci.
Pengusaha Indonesia itu menyampaikan bahwa keputusan investasi ini lahir dari kecintaan dan rasa hormat terhadap sepak bola Italia, serta keinginan untuk memperkuat posisi Lecce di Serie A.
Dengan suntikan modal awal dari konsorsium, manajemen klub berharap bisa mempertahankan performa kompetitifnya usai promosi dari Serie B musim 2021/2022.
Selain itu, potensi kolaborasi digital dan penetrasi pasar Asia Tenggara menjadi nilai tambah dari kehadiran Emtek dalam struktur kepemilikan klub luar negeri ini.
7. Polillas Ceuta
CD Polillas Ceuta, klub sepak bola yang berbasis di enklav Spanyol Ceuta, diakuisisi oleh Batavia Sports Group (BSG) pada Juli 2020.
BSG adalah hasil kolaborasi antara ASIOP dan Batavia Pictures, dua entitas yang dipimpin oleh pengusaha Indonesia.
Akuisisi klub ini merupakan strategi pengembangan talenta muda Indonesia, dengan rencana pengiriman beberapa pemain terbaiknya ke Ceuta untuk mendapatkan pengalaman langsung di Eropa.
Selain itu, BSG juga merencanakan pembangunan fasilitas pelatihan di Indonesia dan telah menjalin kerjasama dengan brand lokal seperti XTEN, menggarisbawahi peran Polillas Ceuta sebagai jembatan pembangunan sepak bola antara Indonesia dan Spanyol.
BSG menunjukkan bagaimana pengusaha Indonesia bisa mengelola klub luar negeri untuk mendukung perkembangan sepak bola di Tanah Air. (fun)